Kehidupan berjalan sebagaimana mestinya. Roda waktu pun berputar dengan giatnya tanpa sudi berbalik kebelakang. Hampir setiap harinya aku duduk didepan laptop dan bergabung kedunia maya. Banyak pengalaman-pengalaman unik yang kudapat disana. Mulai dari berbagi ilmu, pertemanan, hingga perkenalan pun tak mau kalah menampakkan diri. Dikala mood tak bersahabat, chat pun mempermainkan kesepuluh jariku. Mulai dari daerah, nasional, hingga go internasional pun kukunjungi.
Mesir yang merupakan Negara impian ku pun tak ingin ditinggalkan. Saking terpesonanya akan negeri para Nabi tersebut, aku pun mulai nge-chat dengan pria-pria Mesir. Bermula dengan satu kalimat "La'idatus Sai'dah?". Percakapan pun bermuara indah. Chatingan selanjutnya langsung saja diawali dengan kalimat "Kaifa haluq?"" Kami pun terbuai akan berbagai percakapan. Terlebih aku, Bahasa Arab yang masih standar kuberanikan untuk bercengkrama dengan pria Mesir tersebut. Lumayan dee, buat nambah-nambahin mufradat.
Berawal dari "Chating"
VIRUS MERAH JAMBU
Virus???gejleekkk…, kebayang ga sih yang namanya virus itu seperti apa? Ada virus tingkat kelas atas, virus tingkat kelas menengah dan virus tingkat kelas bawah. Ibaratnya ada strata 1, strata 2, dan strata 3 nya lah. Nah, virus merah jambu, apakah itu? Saya rasa, tidak ada remaja yang tidak mengetahui jenis virus ini. Virus yang membuat hati berbunga-bunga melambung tinggi bak nirwana (hehe…nyambung ga sih).
Virus merah jambu ini bahaya banget untuk kita konsumsi. Karena jenis virus yang satu ini ga bisa di delete dengan antivirus smadav, AVG, Avira, Artav dan lain sebagainya. Jika virus inii dibiarkan terus untuk berkembang biak, maka bebercaklah berbagai jenis Lumpur dihati. Mulai dari lumpur yang menghadirkan diri setelah hujan, lumpur yang diakibatkan oleh banjir, bahkan sampaii lumpur lapindo pun ada (hehe…lebaaaii).
Ooopss…,masih ada yang bingung ga sih dengan virus merah jambu itu apa? Itu looo…jatuh cinta yang tak sesuai pada tempat dan waktunya. Bingung???hehehe…beginii sebenarnya. Kita awali dengan satu kata yang tak asing lagi didengar dikuping, CINTA.
Bakso Cinta
Takjub melihat sosoknya. Salut melihat kepribadiannya. Tekadku ingin mempersuntingnya merusut karena kami sangat jauh berbeda. Wajahnya yang memang sangat mempesona tak pantas bersanding dengan kekusutan wajahku.
Aku akrab disapa Hanif. Keseharianku disibukkan dengan berdagang bakso keliling. Biasanya aku menjual satu mangkok sebesar Rp.5000 dan hal itu membuat kehidupku benar-benar pas-pasan. Aku hidup bersama Ana adik bungsuku. Kedua orang tua kami tlah lama tiada. Aku harus bekerja keras untuk menghidupi kebutuhan kami berdua. Aku tak ingin kalau adikku tak menyelesaikan sekolahnya seperti diriku yang tak tamat sekolah menengah pertama.
Suatu hari gejolak hati ku bersinar dan bergetar saat melihat bidadari itu. Senyumnya yang manis dengan dilapisi kerudung dan gamis simple nya membuat dirinya terlihat anggun saat itu. Kulitnya yang lembut dan putih, hidungnya yang mancung dan lesung pipinya saat tersenyum memancarkan keramahan yang sejuk ada pada dirinya.